Jika Belum Siap Mental Jangan Mendaki Gunung, Ini Tips Agar Aman

Kliknusae.com - Baru-baru ini seorang pendaki Gunung Guntur di Kabupaten Garut, Jawa Barat ditemukan dalam kondisi memilukan. Ia terdampar di sebuah batu besar di pinggir sungai setelah dinyatakan hilang 31 jam nyaris tanpa berbusana.

Pendaki itu adalah  Afrizal Putra Martian (16), warga Ciwalu, Garut. Secara tiba-tiba Afrizal menghilang ditengah malam dan meninggalkan tiga rekannya ditenda tanpa sebab yang pasti.

Beruntung Afrizal berhasil ditemukan kembali pada pagi harinya pukul 09.00 WIB oleh Entis Sutisna (61), warga yang sehari-hari berjaga di parkiran kendaraan di pos pendakian awal Gunung Guntur di Kampung Citiis.

Entis mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi lemas di sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.

Lalu apa saja yang harus disiapkan saat kita memutuskan untuk mendaki?

Tubagus Agus Sofyan, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, mengatakan pendaki, perlu mental yang kuat untuk menghadapi tantangan saat melakukan pendakian.

"Kasus pendaki hilang di gunung, penyebabnya kebanyakan karena faktor-faktor non teknis, ini bisa terjadi karena faktor mental pendaki yang tidak siap menghadapi tantangan saat melakukan pendakian," jelas Tubagus, Senin (6/7/2020) saat dihubungi lewat telepon genggamnya.

TB, demikian biasa disapa mengungkapkan urusan teknis pendakian, biasanya para pendaki sudah bisa memenuhi kelengkapannya secara mandiri atau meminjam dari teman. Dari mulai peralatan pribadi dari mulai sepatu hingga penutup kepala (topi dan lainnya), hingga peralatan pendukung kelompok mulai dari tenda hingga alat memasak.

"Secara fisik pun, banyak pendaki sudah bisa dinyatakan siap. Karena sepertinya jarang ada orang sakit yang memaksakan diri melakukan pendakian," katanya.

Secara teknis, dalam setiap pendakian, para pendaki harus memiliki manajemen perjalanan yang telah direncanakan.

Dalam manajemen perjalanan, para pendaki, sudah menyiapkan peralatan dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pendakian hingga surat jalan dan kelengkapan lainnya.

Faktor kesiapan mental

Karenanya, menurut TB, mental menjadi faktor penting bagi pendaki gunung atau mereka yang melakukan kegiatan di alam liar. Kesiapan mental menghadapi segala tantangan, bahaya dan ketidaknyamanan harus benar-benar disiapkan.

Karena, menurut TB berkegiatan di alam liar, terutama di gunung, banyak hal-hal yang bisa terjadi dan itu bisa saja tidak sesuai dengan bayangan awal atau rencana yang telah dibuat oleh para pendaki.

Biasanya, hal ini yang membuat mental para pendaki jatuh hingga kemudian kehilangan orientasi hingga hilang di gunung.

"Jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, ditambah faktor kelelahan dan ketidaknyamanan, mental bisa jatuh, lalu orientasi hilang. Di situ pendaki bisa dengan sangat mudah mengalami kecelakaan," jelas TB yang lama aktif di organisasi pecinta alam di Garut.

Gangguan binatang hingga hal gaib

Mental yang kuat, menurut TB juga diperlukan oleh para pendaki mengingat alam liar bukan tempat manusia biasa tinggal.

Mereka, harus siap menghadapi binatang buas dan binatang liar lainnya, hingga bisa saja mendapat gangguan dari hal-hal gaib.

"Seringkali kita manusia celaka di alam karena ulah kita sendiri, karena panik, ketakutan berlebih hingga akhirnya kehilangan orientasi," katanya.

Karenanya, TB mengingatkan kepada para pendaki, terutama pendaki pemula. Selain persiapan fisik dan persiapan teknis.

Berserah diri pada yang Maha Kuasa

Mental pun harus disiapkan saat akan melakukan pendakian.Karena, banyak hal yang akan ditemui saat melakukan pendakian. Apapun yang akan ditemui dan dihadapi, pendaki harus siap menerimanya.

"Asal bisa menikmati semua yang terjadi saat pendakian dan berserah diri pada yang maha kuasa atas segala apa yang terjadi saat pendakian, insyaAllah kita bisa menikmati pendakian dan bisa selamat," katanya.

Nah, mudah-mudahan ini bisa menjadi tips bagi kalian yang ingin berlibur dengan pilihan mendaki gunung.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya