Bandung Tetap Diburu Wisatawan Mancanegara Meski Tanpa Penerbangan Langsung

KLIKNUSAE.com – Minimnya penerbangan langsung menuju Bandung dan Jawa Barat ternyata tidak menyurutkan arus wisatawan mancanegara.

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat Daniel Guna Nugraha menegaskan bahwa Bandung Raya masih menjadi magnet utama bagi wisatawan, terutama dari negara-negara tetangga.

“Alhamdulillah, wisatawan Malaysia dan Bruneidarussalam masih menjadikan Bandung Raya sebagai tujuan favorit. Meski tidak ada penerbangan langsung ke Bandung ya,” kata Daniel ketika dihubungi Kliknusae.com, Kamis, 4 November 2025.

Menurut Daniel, keberadaan kereta cepat Whoosh turut memberi kontribusi signifikan terhadap kemudahan akses menuju Bandung.

Meski ia menilai Whoosh lebih sebagai “atraksi wisata” ketimbang moda transportasi yang sepenuhnya solutif, keberadaannya membantu mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta.

“Walaupun kereta Whoosh bukan solusi transportasi, tapi lebih kepada atraksi wisata, namun sejauh ini cukup membantu,” ujarnya.

Apalagi, beberapa negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, dan sebagian negara Asia lainnya belum memiliki kereta cepat, sehingga pengalaman tersebut menjadi daya tarik tersendiri.

BACA JUGA: Ini Sikap ASITA DPD Jawa Barat Terkait Larangan Study Tour oleh Gubernur Dedi Mulyadi

Preferensi Wisatawan Eropa Berbeda-Beda

Selain Asia, pola perjalanan wisatawan Eropa pun menunjukkan kecenderungan unik. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, wisatawan asal Belanda cenderung melanjutkan perjalanan ke Bogor.

Kemudian ke Sukabumi sebelum masuk Bandung. Setelah itu mereka biasanya meneruskan perjalanan ke Tasikmalaya dan Pangandaran yang masih menjadi bagian dari itinerary favorit.

“Sedangkan kalau wisatawan Jerman sekarang biasanya ke Jakarta–Bandung, kemudian menggunakan kereta langsung ke arah timur (Jawa),” kata Daniel.

Berbeda lagi dengan wisatawan asal Prancis. Mereka umumnya lebih menyukai pengalaman alam dan petualangan.

Jelajah pedalaman, taman nasional, serta kawasan pegunungan menjadi agenda utama.

“Garut masuk daftar kunjungan wisatawan Prancis ya, karena di situ ada Gunung Papandayan,” tambahnya.

Konektivitas Kereta Jadi Harapan Baru

Daniel menyampaikan harapan untuk pembukaan lebih banyak jalur kereta api antardaerah di Jawa Barat.

Menurutnya, jalur rel dapat menjadi solusi mobilitas wisatawan selama pembangunan infrastruktur jalan di berbagai daerah masih berlangsung.

“Mudah-mudahan akses ini bisa dinikmati dan menjadi pilihan wisatawan untuk traveling,” kata Daniel.

Ia mencontohkan rute kereta Panoramic dari Gambir–Bandung–Garut yang dinilai potensial mendukung penyebaran wisatawan ke daerah-daerah non-sentral.

Selain itu, rencana peluncuran kereta dari Gambir–Bogor–Sukabumi hingga Cianjur dinilai dapat membuka peluang baru bagi destinasi di selatan Jawa Barat.

“Kalau ini terealisasi, ya mudah-mudahan wisatawan tidak hanya tersentralisir di Bandung sentris, karena mungkin sudah jenuh,” ujarnya.

Dengan beragamnya preferensi wisatawan dan meningkatnya akses melalui jalur kereta api, Daniel optimistis pergerakan wisatawan mancanegara ke Jawa Barat akan semakin merata dan berkelanjutan. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae