Pemerintah Segera Umumkan Hotel Swasta Yang Akan Jadi RS Korona

Kliknusae.com - Pemerintah segera mengumumkan pihak swasta yang akan meminjamkan sebuah hotel untuk isolasi pasien positif virus corona (Covid-19).

"Tidak berapa lama lagi dari sektor swasta akan berikan sumbangsihnya berupa penggunaan hotel untuk isolasi penanganan Covid-19," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (21/3/2020).

Namun, Yuri tak merinci hotel di daerah mana yang akan menjadi tempat isolasi pasien positif corona.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyampaikan sebuah hotel di Jalan Hegarmanah Kota Bandung dan sebuah rumah sakit di Kota Bandung akan diubah menjadi rumah sakit rujukan tambahan.

Hal ini dilakukan apabila kondisi wabah virus corona atau COVID-19 sudah tidak dapat tertampung lagi di semua rumah sakit rujukan infeksi di Jawa Barat.

"Saya laporkan satu rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta, belum beroperasi, mau didonasikan jadi rumah sakit COVID-19, Rumah Sakit Edelweiss namanya. Lalu ada satu hotel, Grand Serela di daerah Hegarmanah, itu akan didonasikan juga untuk dijadikan rute terakhir emergency kalau kamar rumah sakit kurang," kata Ridwan Kamil, seusai peluncurkan aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (PIKOBAR) di Gedung Sate Bandung, Jumat (20/3/2020).

Masih kata Yuri, pemerintah akan menambah jumlah tempat tidur bagi rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan pasien virus corona, baik yang positif maupun pasien dalam pengawasan (PDP).

"Kami tahu bersama beberapa rumah sakit didedikasikan khusus untuk perawatan Covid-19, baik rumah sakit pemerintah, BUMN, maupun swasta," ujarnya.

Yuri mengatakan pemerintah juga telah menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan pasien Covid-19.

Wisma Atlet dianggap memiliki kapasitas yang cukup karena dibangun sebagai fasilitas para atlet yang mengikuti gelaran Asian Games 2018 lalu.

"Pemerintah bekerja, betul-betul menyiapkan sarana, semua kapasitas sepenuhnya untuk penanggulangan penyakit ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Yuri menyebut Kementerian Kesehatan telah menyediakan masker bedah sekitar 12 juta. Tak hanya masker bedah, sekitar 71 ribu masker jenis N95 juga telah disediakan dan akan didistribusikan ke daerah-daerah.

"Distribusi kami mengacu pada sistem, dorong ke Dinas Kesehatan. Silahkan end user, rumah sakit, klinik mengajukan melalui Dinas Kesehatan di tiap provinsi. Komitmen kami sudah kuat, masker ini sudah bisa kita gunakan bersama," katanya.

Pasien positif virus corona di Indonesia terus bertambah sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret lalu.

Sampai hari ini, total pasien positif corona secara kumulatif sebanyak 450 orang. Dari jumlah itu, 38 orang meninggal dunia dan 20 telah dinyatakan sembuh.

Masih terkait penanganan Covid-19 di Jawa Barat,Ridwan Kamil menjelaskan selama ini ada delapan rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Jawa Barat, di antaranya Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung, RSTP Rotinsulu Bandung, Rumah Sakit Dustira Cimahi, Rumah Sakit Umum Dr Slamet Garut, RSU Gunung Jati Cirebon, Rumah Sakit Umum R Syamsyudin Sukabumi, RSUD Indramayu, dan RSUD Subang.

Sementara itu Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung, Nina Susana Dewi menambahkan pihaknya sudah mempersiapkan tiga skenario dalam mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 di Jawa Barat.

RSHS Bandung, kata dia, juga sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan juga pemerintah pusat untuk bersiap menambah kapasitas penanganan pasien virus corona jika jumlahnya semakin bertambah.

"Dan berbicara mengenai pernyataan Pak Gubernur Jabar tentang rencana RSHS menjadi rumah sakit COVID-19, kami dari direksi sudah membahasnya. Recana ini timbul karena kasus COVID-19 terus meningkat, angka kematian juga di Indonesia di atas tiga persen," kata Nina.

Nina mengatakan skenario pertama ialah penyiapan tempat tidur perawatan pasien COVID-19 sampai 29 unit dan selama ini di lantai satu Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIKK) ada lima ruang isolasi khusus yang selama ini dipakai pasien virus corona dan 24 kamar lainnya untuk pasien tuberculosis atau TBC.

"Untuk skenario satu itu sedang on-progres, kami menggeser semua ruang isolasi TBC (dijadikan isolasi pasien virus corona), sehingga kami sudah ada 17 ruangan lagi, 12 ruangan masih dipakai pasien TBC. Skenario satu, dengan kerja sama alih rawat, 12 pasien ini dialihrawat keluar RSHS agar bisa jadi isolasi COVID-19," katanya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya