Malaysia Kini Jadi Destinasi Durian Dunia, Setiap Tahun Ada 13 Varietas Hadir di Festival
KLIKNUSAE.com - Sabah tengah menegaskan dirinya sebagai destinasi durian terbesar di dunia. Keunggulan itu bertumpu pada kekayaan keanekaragaman hayati serta meningkatnya minat terhadap durian.
Baik varietas budidaya maupun liar dari buah yang kerap dijuluki raja buah tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara bagian di Malaysia Timur itu rutin menggelar bazar, festival, hingga kompetisi durian.
Ajang-ajang tersebut tak semata menjadi ruang promosi hasil panen lokal, tetapi juga panggung bagi petani besar dan kecil.
Mulai dari pemilik kebun komersial hingga petani skala rakyat untuk memperkenalkan varietas khas Sabah. Sebagian di antaranya tak ditemukan di luar Pulau Kalimantan.
Tahun ini, sebanyak 13 varietas durian bersaing dalam kompetisi durian tahunan Sabah. Penilaian dilakukan secara menyeluruh, mencakup bentuk buah, warna daging, aroma, rasa, hingga ukuran biji.
Dari persaingan itu, juri akhirnya menobatkan Raja Keningau sebagai juara. Durian berbentuk menyerupai labu dari kawasan pedalaman Keningau tersebut dikenal memiliki daging tebal berwarna kuning cerah dengan biji yang relatif kecil.
Durian Merah Mencuri Perhatian
Sementara itu, Di luar varietas unggulan, sejumlah durian nonkomersial justru mencuri perhatian juri dan pengunjung.
Salah satunya adalah durian dalit. Dikenal pula sebagai durio kutejensis, spesies liar endemik Kalimantan.
Dalit mudah dikenali dari daging buahnya yang mengilap dengan warna mencolok. Mulai dari merah tua, jingga terang, hingga kuning, atau gradasi ketiganya.
Dari 13 spesies dalam keluarga durio, hanya lima yang aman dikonsumsi manusia, dan dalit termasuk di dalamnya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Durian dan Buah Tropis Sabah, Duane Evans, menyebut dalit sebagai salah satu durian paling menarik yang dimiliki Sabah.
“Saya sangat bangga memperkenalkan jenis durian yang berbeda kepada pengunjung,” ujarnya seperti dikutip dari CNA, Selasa 23 Desember 2025.
“Warna dan rasanya seperti sekotak cokelat. Kita tak pernah tahu kejutan apa yang akan didapat.”
Tekstur dalit dikenal lembut dan kaya, dengan sentuhan rasa sedikit fermentatif. Tingkat kemanisannya pun cenderung lebih rendah dibandingkan durian komersial.
Varian berdaging merah, meski aromanya lebih ringan, justru menyimpan kedalaman rasa yang mengejutkan.
Namun, popularitas itu berbanding terbalik dengan ketersediaannya di alam. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa kurang dari 100 hektare pohon dalit di habitat liarnya.
Deforestasi dan perubahan iklim menjadi ancaman utama kelangsungan spesies ini.
BACA JUGA: Masyarakat Jabar Pilih Singapura–Malaysia untuk Trip Perdana, Gen Z Mulai Geser ke Jepang–Korea
Pasar dan Klaim Lebih Sehat
Di Pasar Todak Waterfront, Kota Kinabalu, geliat durian khas Sabah terasa nyata. Kios De Green Farm. Pemenang kompetisi tahun lalu mengalami lonjakan penjualan.Hal ini seiring meningkatnya minat wisatawan. Salah satu produk andalannya adalah Tenom Beauty, durian berdaging merah terang.
“Banyak wisatawan dari China mencari durian Sabah, terutama Tenom Beauty, karena dianggap otentik dan unik,” ujar Tracy Liew, pengelola pertanian tersebut.
Selain tampil mencolok, durian berdaging merah kerap dipromosikan sebagai pilihan yang lebih sehat.
“Durian merah tidak ‘panas’ dan kadar gulanya lebih rendah. Tidak seperti durian premium yang bisa memicu hipertensi jika dikonsumsi berlebihan,” kata petani durian asal Beaufort, Chee Vun Keong.
Kebun Chee memiliki sekitar 50 pohon durian merah yang dinilainya cocok dengan iklim panas Sabah.
Pohon-pohon tersebut umumnya berbuah setahun sekali, pada Desember hingga Januari, dengan hasil mencapai 200 buah per pohon.
Menjaga Warisan, Mengembangkan Wisata
Sabah menjadi rumah bagi sekitar 13 spesies durian merah serta beragam varietas endemik lainnya. Sebagian eksotis, sebagian langka, dan banyak yang belum diteliti secara mendalam.
Meski belum diproduksi secara massal, durian-durian ini mencerminkan kekayaan hayati sekaligus nilai budaya masyarakat setempat.
Para ahli menyebut durian liar umumnya lebih tangguh, dengan daya tahan alami terhadap hama dan penyakit. Namun, ekosistemnya tetap rentan.
“Curah hujan berlebih tidak baik untuk durian. Deforestasi dan pembangunan yang masif juga mengancam habitat alaminya,” ujar Dayang Nur Fashareena Datu Md Noor, peneliti dari Departemen Pertanian Sabah.
Untuk melindungi varietas lokal dari eksploitasi dan klaim sepihak, petani didorong mendaftarkan produknya melalui skema indikasi geografis.
Pemerintah negara bagian pun bekerja sama dengan operator tur dan petani untuk merancang pengalaman wisata durian.
Mulai dari tur kebun, sesi mencicipi, hingga program edukasi dan buku panduan yang mengangkat warisan durian Sabah.
Dengan memadukan varietas budidaya dan spesies liar, Sabah berharap dapat memperkuat posisinya sebagai destinasi durian unggulan.
Tentu saja, sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal tanpa mengorbankan kelestarian alam. ***

Durian Danit, spesies liar berwarna cerah asli Kalimantan ini menjadi salah satu tujuan di sebuah kompetisi di Sabah, Malaysia. (Foto: Dok.CNA)