KLIKNUSAE.com - Direktur Musik Kementerian Ekonomi Kreatif, Mohammad Amin, buka suara mengenai kisruh yang menimpa salah satu promotor konser di Indonesia.

Ia menegaskan pemerintah terus mendorong para pelaku industri, khususnya subsektor musik dan penyelenggara konser, untuk menjunjung standar tata kelola yang bersih dan profesional.

“Sebagai kementerian yang menaungi sektor ekonomi kreatif. Termasuk musik dan penyelenggaraan konser, kami tetap mendorong pelaku industri untuk memegang prinsip good governance," kata Amin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 6 November 2025.

Ia juga menegaskan soal transparansi, dan profesionalisme dalam menjalankan usaha.

Amin menyebut kasus yang menyeret salah satu promotor itu sebagai persoalan hukum yang bersifat individual.

Ia menilai perkara tersebut tidak menggambarkan kondisi keseluruhan ekosistem pertunjukan musik di Indonesia.

Namun ia mengakui dampak ikutan tetap ada,  publik dan mitra internasional bisa ikut waswas terhadap kredibilitas penyelenggaraan konser di Tanah Air.

Meski begitu, Amin percaya Indonesia memiliki banyak promotor yang reputasinya tak diragukan. Dimana,  bertahun-tahun membangun jaringan dengan musisi dan manajemen internasional.

“Kami optimistis satu kasus tidak akan mengaburkan reputasi positif yang telah dibangun. Pasar konser di Indonesia justru terus tumbuh dan menjadi salah satu tujuan penting bagi tur musisi internasional di Asia,” ujarnya.

Kemenekraf, kata Amin, menempuh sejumlah langkah untuk menjaga profesionalisme industri.

Mulai dari peningkatan kapasitas, sertifikasi kompetensi bagi pelaku usaha, hingga pelatihan bagi promotor.

Di sisi lain, kementerian akan memperkuat kolaborasi lintas lembaga dan asosiasi profesi.

Hal ini guna memastikan penyelenggaraan konser berjalan sesuai aturan dan prinsip bisnis yang sehat.

Amin menambahkan, penyusunan regulasi yang lebih kondusif menjadi agenda berikutnya.

Tujuannya, membangun industri pertunjukan yang makin profesional, transparan, dan dipercaya. Baik oleh publik dalam negeri maupun mitra internasional. ***