KDM Dukung PT Kereta Api Optimalisasi Jalur Nambo–Citayam, Target Tambah 200 Ribu Penumpang per Hari
KLIKNUSAE.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah menyiapkan langkah besar untuk merapikan ulang wajah transportasi publik di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi.
Salah satu fokus pembenahan ada di lintas Nambo–Citayam, yang selama ini menjadi titik lemah pelayanan KRL Jabodetabek.
Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menjelaskan bahwa jalur Nambo masih bekerja dengan rel tunggal dan frekuensi perjalanan yang seret, sekitar satu jam sekali.
Situasi ini membuat arus penumpang dari Bogor menuju Jakarta kerap tersendat.
“Headway masih satu jam karena jalurnya tunggal. Dengan terminasi di Stasiun Citayam, frekuensi bisa dipadatkan menjadi 15 menit,” kata Bobby.
Simulasi operasional yang dilakukan KAI menunjukkan angka yang cukup ambisius.
Melalui pengalihan operasi dan penambahan panjang rangkaian (SF), kapasitas angkut penumpang dari arah Bogor diperkirakan dapat melonjak hingga 200 ribu orang per hari.
Namun, peningkatan ini menuntut penyesuaian infrastruktur. Sejumlah stasiun di lintas Bogor masih memiliki peron pendek yang hanya mampu menampung rangkaian 8 hingga 10 SF.
KAI harus memperpanjang peron agar rangkaian 12 gerbong bisa beroperasi penuh.
“Kalau ingin semua berjalan dengan SF 12, peron harus dipanjangin. Dengan rekayasa operasi Nambo tadi, penambahan 200 ribu penumpang itu masuk akal,” ujar Bobby.
Selain proyek peron, pembangunan flyover di Depok juga menjadi simpul penting integrasi jaringan.
Setelah rampung, jalur siding dari Nambo–Cibinong akan tersambung langsung ke Citayam untuk merapikan alur pergerakan kereta dan mengurangi waktu tunggu.
“Nanti kereta dari Nambo–Cibinong akan residing di Stasiun Citayam. Flyover sedang dibangun, dan begitu selesai, alur siding bisa langsung ditempelkan ke stasiun,” tuturnya.
Kolaborasi Pemprov Jawa Barat dan KAI ini diproyeksikan menjadi bagian dari transformasi layanan rel di wilayah metropolitan Jabar.
Hal ini akan didorong ke arah sistem transportasi publik yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. ***
