Gelombang PHK Mereda, Jawa Barat Tetap Menjadi Episentrum

KLIKNUSAE.com - Gelombang PHK mereda. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, sepanjang Agustus 2025 ada 830 pekerja yang kehilangan pekerjaan.

Jumlah itu menyusut dibanding Juli (1.118 orang) maupun Juni (1.609 orang).

Penurunan paling tajam terlihat jika dibandingkan dengan Mei, ketika 4.702 pekerja sekaligus harus angkat kaki dari pabrik dan kantor.

Meski tren menurun, bayangan gelombang PHK masih terasa. Jawa Barat kembali menempati posisi teratas.

Sebanyak 261 pekerja di provinsi ini ter-PHK, setara hampir sepertiga dari total nasional.

Industri padat karya di kawasan Bekasi, Karawang, hingga Bandung masih menjadi kantong terbesar perampingan tenaga kerja.

Sedangkan di bawah Jawa Barat, Sumatera Selatan mencatat 113 pekerja ter-PHK, diikuti Kalimantan Timur (100 pekerja).

Jawa Timur dan DKI Jakarta masuk lima besar dengan 51 dan 48 pekerja kehilangan pekerjaan.

Secara kumulatif sejak Januari hingga Agustus 2025, total pekerja yang terkena PHK mencapai 44.333 orang.

Angka itu setara penduduk sebuah kecamatan kecil. Lonjakan paling tinggi terjadi pada Februari lalu, dengan 17.796 pekerja diputus kontrak sekaligus. Sebuah rekor bulanan dalam dua tahun terakhir.

“Tenaga kerja ter-PHK paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu sekitar 29,07 persen dari total,” tulis laporan Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan di situs Satudata Kemnaker.

Ekonomi Nasional

Di balik angka-angka itu, ekonomi nasional memang tengah mengalami tekanan.

Perlambatan ekspor, fluktuasi harga komoditas, dan efisiensi perusahaan menjadi penyebab utama.

Di sektor tekstil, misalnya, permintaan dari pasar Amerika dan Eropa melemah sejak awal tahun.

Di industri pertambangan, penurunan harga batu bara membuat beberapa perusahaan memangkas operasional.

Namun, penurunan angka PHK dalam empat bulan terakhir memberi sinyal positif.

Kebijakan relaksasi kredit usaha kecil hingga insentif pajak bagi sektor manufaktur disebut ikut mendorong gelombang PHK mereda yang lebih signifikan.

Tetapi, jalan pemulihan masih panjang. Jumlah pekerja yang kehilangan mata pencaharian sepanjang tahun ini sudah melebihi total satu tahun penuh pada masa pandemi 2021.

Bagi pemerintah, tantangannya bukan hanya menekan laju PHK, melainkan juga membuka kembali lapangan kerja baru. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae