PHRI Jabar Bahas Tantangan Industri Perhotelan dalam Rapat Korwil II di Subang

KLIKNUSAE.com  — Sejumlah persoalan krusial industri perhotelan menjadi sorotan utama dalam Rapat Korwil II (Koordinasi Wilayah) Purwakarta Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Rabu 16 Juli 2025.

Rapat Korwil ini digelar di Sari Alam Hot Spring, Ciater, Kabupaten Subang.

Pertemuan yang dihadiri para pengurus Badan Pimpinan Cabang (BPC) dari wilayah Korwil II ini membahas beragam tantangan yang kini membelit sektor perhotelan di Jawa Barat.

Mulai dari efek kebijakan efisiensi pemerintah, menurunnya tingkat hunian (okupansi), hingga lesunya daya beli masyarakat.

Sementara itu, Ketua BPD PHRI Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, menyoroti dampak signifikan dari keputusan efisiensi belanja pemerintah yang berimbas langsung pada industri hotel.

Terutama karena kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang sebelumnya banyak digelar di hotel kini ditiadakan.

“Sejak keputusan efisiensi diberlakukan, banyak hotel yang terkena imbas. Okupansi turun karena tidak ada lagi kegiatan MICE di hotel,” ujar Dodi.

“Rapat ini menjadi penting untuk kita sama-sama membahas secara menyeluruh apa yang sedang kita hadapi,” sambungnya.

Selain itu, Dodi juga menekankan bahwa penurunan daya beli masyarakat turut memperburuk kondisi.

Ia mendorong PHRI di wilayah untuk terus memperkuat komunikasi dan koordinasi agar bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi.

Sedangkan, Ketua BPC PHRI Subang Hj. Ratna Setiawan menyambut baik pelaksanaan rapat Korwil II di wilayahnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat memotivasi pengurus cabang untuk terus semangat menjaga eksistensi industri perhotelan di tengah situasi sulit.

Menjalin sinergi bersama instansi

“Rapat Korwil ini akan mendorong teman-teman di BPC terus bersemangat, di sela-sela efisiensi yang menggerus okupansi hotel,” ungkap Ratna.

Ia juga menyebutkan bahwa PHRI Subang secara rutin menjalin sinergi dengan berbagai instansi. Seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata guna memperkuat posisi pelaku usaha perhotelan dan restoran di daerah.

Ratna menambahkan bahwa pelaku industri pariwisata harus terus berinovasi dan pantang menyerah.

“Harus tetap eksis, jangan sampai menyerah apalagi sampai tutup,” ujarnya memberi semangat.

Sementara Ketua Korwil Purwakarta, Tuti Nurcholifah Yasin, menegaskan bahwa pertemuan semacam ini bukan hanya ajang evaluasi.

Tetapi juga sarana untuk memperkuat silaturahmi dan menyusun strategi bersama menghadapi tantangan ke depan.

“Silahturahmi hari ini diharapkan menjadi awal dari koordinasi yang berkelanjutan di masa depan. Kita harapkan muncul solusi yang konkret dari diskusi hari ini,” pungkasnya.

Rapat Korwil II PHRI Jabar ini diharapkan menjadi momentum konsolidasi dan pemantik semangat baru. Khususnya,  bagi pelaku industri perhotelan dalam menghadapi dinamika dan tekanan di era efisiensi belanja pemerintah.

Ketika berita ini diturunkan pukul 11.54 WIB, rapat sedang berlangsung. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae