Momentum KTT G20, Pemerintah Perkenalkan Produk Kreatif Halal, Ini Sasarannya

KLIKNUSAE.com - Momentum KTT G20 benar-benar akan dimanfaatkan pemerintah Indonesia. Terutama untuk memperkenalkan produk ekonomi kreatif halal.

Sasarannya, para turis dari Timur Tengah yang merupakan bagian dari peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali nanti.

Ini sekaligus untuk membuktikan bahwa Indonesia bukan hanya pengimpor produk halal, tetapi juga produsen halal yang siap diekspor.

“Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) telah mengkurasi produk ekonomi kreatif halal dan layak ekspor untuk ditampilkan di KTT G20,” ujar Sandiaga Uno dalam keterangan resminya, Sabtu 5 November 2022.

BACA JUGA: Targetkan Masuk Wisata Halal Terbaik Dunia, Kemenparekraf Gelar ICEFF 2022 di Bandung

Pernyataan tersebut ia sampaikan bersamaan saat saat mengikuti acara Jogja Halal Fest.

Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020-2021, peringkat nilai indikator ekonomi Islam Indonesia berada pada urutan ke-4 dunia. Naik satu peringkat dari posisi tahun sebelumnya.

Sebagai eksportir makanan halal, Indonesia termasuk lima negara terbesar di dunia. Khususnya, dalam  mengekspor produk-produk halal ke negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

"Indonesia sudah semestinya menjadi pemain kunci dalam industri halal dan syariah," ujar Sandiaga terkait momentum KTT G20.

Pasar Makanan Halal Terbesar di Dunia

Di sisi lain, Indonesia juga merupakan pasar makanan halal terbesar di dunia. Yaitu dengan pengeluaran mencapai 146,7 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Pariwisata Halal Makin Menjanjikan, Tumbuh 5 Persen Per Tahun

Menurut Menparekraf, ekonomi kreatif muslim menjadi bagian dari industri halal yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Produk fesyen, kuliner halal, produk keuangan syariah, hotel syariah, jasa perjalanan wisata Islam, hingga buku dan film turut mendorong pertumbuhan tren ekonomi syariah di Indonesia.

Menurutnya, saat ini permintaan wisata halal disebut semakin meningkat. Ini karena telah banyak mendapat dukungan dari perbankan.

Terutama untuk produk-produk syariah, hingga menyasar layanan tambahan bernuansa muslim.

BACA JUGA: Indonesia Kalahkan Arab Saudi untuk Wisata Halal, Naik Peringkat Kedua

"Kita melihat permintaan untuk pariwisata ramah muslim atau pariwisata halal ini semakin meningkat," ungkapnya.

"Selain itu banyak sekali harapan dukungan dari perbankan untuk produk-produk syariah," sambunya.

Tidak hanya itu, banyak pula permintaan  produk-produk yang sekarang,  berkaitan dengan peningkatan minat masyarakat untuk mendapatkan layanan tambahan yang bernuansa pariwisata ramah muslim.

Ia menargetkan miliaran pergerakan wisatawan Nusantara dari pengembangan pariwisata halal di Indonesia sehingga bisa menggerakkan perekonomian dan menciptakan banyak lapangan kerja.

"Kami mentargetkan pergerakan wisatawan Nusantara meningkat ke 1,4 miliar. Dan sebagian besar ini ditopang oleh pariwisata yang ramah muslim, restoran halal, fesyen muslim yang banyak diminati wisatawan kita," kata tutup Sandiaga.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya