Okupansi Hotel Drop Dihajar Kenaikan BBM, Pengusaha Hotel Cari Solusi

KLIKNUSAE.com – Okupansi hotel drop di Bandung Raya, Jawa Barat akibat dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

Pengusaha hotel pun mengaku mengalami kesulitan di tengah upaya untuk kembali bangkit setelah terpukul oleh Pandemi Covid-19.

“Saat ini pengaruh kenaikan BBM, sudah kita rasakan. Dalam sepekan ini terjadi penurunan tingkat hunian kamar (okupansi hotel drop) di Bandung Raya,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar, Kamis 8 September 2022.

Hal itu ia sampaikan dalam forum pertemuan owner atau pemilik hotel Bintang 1, 2 dan non bintang se-Bandung Raya di The Papandayan Hotel, Kota Bandung.

BACA JUGA: 8 Hotel di Bali Lolos Asesmen untuk Tamu G20, Ini Daftarnya

Dikatakan Herman, kenaikan BBM memiliki multiplier effect, sementara hotel tidak bisa serta-merta menaikan tarif hotel.

“Tarif hotel kita tidak bisa naik. Tapi pengeluaran kita sudah naik. Ini apa solusinya. Salah satu yang sudah kita upayakan, adalah agar kran untuk hotel dan restoran dibuka untuk bisa mendapatkan pinjaman dari perbankan,” ungkap Herman.

Menunggu Rileksasi Lanjutan

Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Nazrul Irawan, Kepala BRI Cabang Dago Bandung Gokma Dame Levi Benezeer dan Muhammad Bilal dari PT Cifo Wstay.

Cifo Wstay adalah sebuah wadah para professional Hospitality Industry berbasis Change Manajemen. Bagian dari group CIFI (PT Citra Jelajah Informatika-internet service provider).

BACA JUGA: Cara GM Sari Ater Kamboti Hotel Mendobrak Peringkat Bergengsi

Menurut Herman, acara ini diselenggarakan untuk mencari solusi dalam menghadapi berbagai persoalan. Khususnya, terkait dengan pengelolaan hotel dan restoran.

“Termasuk, dalam kesempatan ini kami (PHRI) mengundang pihak perbankan untuk memfasilitasi, apa-apa yang sedang dihadapi pengusaha hotel. Diantaranya, soal rileksasi pinjaman perbankan,” ujarnya.

Apalagi, dalam memasuki masa pemulihan, sokongan dana dari perangkan sangat dinantikan sebagai Langkah menuju recovery.

BACA JUGA: PHRI Kabupaten Bogor Siap DititipiHotel Novotel yang Disita Satgas BLBI

“Sebab dua setengah tahun terkena dampak pandemi, otomatis kesulitan yang dihadapi makin besar. Ditambah, perbankan sudah mengunci sektor pariwisata. Inilah yang saya perjuangkan hingga saya berbicara dengan Deputy BI, bagaimana solusinya ini,” papar Herman.

Karena sampai saat ini, lanjut Herman, belum ada skema lanjutan bagaimana setelah program rileksasi ini berakhir.

“Nah, pada diskusi kali ini kami berharap, pihak perbankan, bisa menjelaskan kepada pengusaha hotel. Begitu pun kepada yang hadir disini silahkan bertanya atau memberikan saran supaya bisa bersama-sama mencari solusi,” kata Herman. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya