Malioboro Berbenah Untuk Menjadi Kawasan Wisata Terbaik di Jawa

Kliknusae.com - Pergi ke Yogyakarta tanpa singgah ke Malioboro, rasanya seperti makan sayur tanpa garam. Bak catatan wajib, plesiran ke kota gudeg ini akan terasa ada yang tertinggal jika tidak melewati Malioboro.

Berada di jantung kota,Malioboro kini sedang berbenah diri. Pemerinta kota terus berupaya menghadirkan suasana nyaman bagi para wisatawan. Bahkan, angan-angan besar yang ingin dicapai adalah menjadi Meliobor sebagai destinasi terbaik di pulau Jawa.

Dilansir dari laman Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gajah Mada (UGM), sejak tahun 2016 sebetulnya sudah dilakukan beberapa pembenahan di Malioboro.

Salah satunya memberlakukan pengosongan parkir sepeda motor sisi timur Malioboro dan memindahkan di parkir portabel Abu Bakar Ali (ABA).

Untuk melakukan hal itu, ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Pemindahan lokasi parkir cukup sulit karena ada beberapa penolakan dari beberapa pihak, meski akhirnya berhasil dilakukan.

Di pertengahan 2019, pembenahan kawasan Malioboro terus dilakukan. Saat itu, diberlakukan uji coba aturan kendaraan bermotor dilarang melintasi semi pedestarian Malioboro.

Hal itu bertujuan, supaya wisatawan makin nyaman untuk berjalan kaki dan mengeksplor sudut-sudut Malioboro. Serta, mengurangi polusi dan kemacetan.

Berbeda dengan wisatawan, kondisi Malioboro bebas kendaraan bermotor justru dikhawatirkan para pedagang kaki lima. Mereka khawatir kesulitan melakukan bongkar muat barang.

Namun, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi angkat bicara. Dia optimis wajah baru semi Pedestrian Malioboro bebas kendaraan bermotor akan menaikkan branding sebagai salah satu tujuan wisata favorit.

"Bukan untuk menjadikan Malioboro mati, tapi menjadikan Malioboro lebih hidup. Sarena (uji coba semi pedestrian) masih awal-awal ya harus dibiasakan dulu lah. Saya yakin kalau nanti sudah biasa, semuanya akan pulih seperti biasa juga, dan insyaallah menjadi lebih baik lah Malioboro," katanya kepada wartawan pekan ini.

Yang terbaru, mulai November 2019 Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok mulai diberlakukan di kawasan Malioboro. Lagi-lagi tujuannya, menjadikan kawasan Malioboro lebih nyaman.

"Arahan untuk menertibkan sudah ada tetapi kita juga masih menunggu arahan dari atasan untuk tindakan lebih lanjut," ungkap Suradi, Danru (Komandan Regu) Jogoboro (Pasukan Jogo Malioboro), saat ditemui di kawasan Malioboro, Kamis (14/11/2019).

"Pedagang rokok juga sering kita halau untuk keluar dari kawasan Malioboro. Kawasan Malioboro juga sangat kompleks jadi banyak yang harus diurus ketika di lapangan. Tidak hanya fokus soal rokok saja," tuturnya.

Kendati peraturan telah diberlakukan, tapi relatif belum terlihat penerapan di lapangan. Dari pantauan detikcom di sepanjang kawasan Malioboro, belum terdapat rambu-rambu larangan merokok ataupun teguran dari pihak berwenang. Masih banyak warga merokok dan membuang puntung rokok sembarangan di sekitar trotoar.

Rambu-rambu larangan merokok hanya terlihat di stiker kecil yang ada di kaca halte bus Transjogja yang sudah ditempel sejak beberapa tahun lalu.

Tetapi warna dan tulisannya sudah usang dimakan waktu sehingga tidak terlihat jelas lagi.

Pihak pemandu-pemandu wisata sudah menjelaskan informasi tersebut pada wisatawan. Area khusus merokok pun sudah disediakan.

Nah, kita tunggu saja, Malioboro akan lebih baik lagi dan nyaman untuk tetap disinggahi.

(adh/dtk)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya