Spirit Bojong Kokosan di Gelar Senja Gasibu, Potret Perjuangan 1945
KLIKNIUSAE.com - Sore itu, Minggu, 17 Agustus 2025, langit Bandung berwarna jingga keemasan ketika Lapangan Gasibu bersiap menyambut Gelar Senja.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdiri di barisan depan, didampingi Sekretaris Daerah Herman Suryatman. Lalu diikuti jajaran Forkopimda, hingga para pejabat perangkat daerah.
Upacara penurunan Sang Merah Putih berlangsung hening, sebelum bendera duplikat itu dikembalikan ke Bale Pakuan.
Dua kereta kencana—Ki Jaga Rasa dan Nyi Mas Melati—membawa Sang Merah Putih, dikawal pasukan berkuda dan pengibar bendera.
Arak-arakan itu seolah menghadirkan kembali suasana kerajaan lama yang berpadu dengan ritus kenegaraan modern.
Selepas upacara, panggung Gasibu berganti wajah. Lampu sorot menyorot sebuah lakon: Pertempuran Bojong Kokosan.
BACA JUGA: Gubernur Dedi Mulyadi Telah Mengembalikan Kemerdekaan Pers
Para aktor menyalakan kembali bara peristiwa Desember 1945 di Sukabumi. Ketika rakyat bersama Tentara Keamanan Rakyat menghadang konvoi Sekutu yang membawa serta NICA.
Kisah itu berangkat dari pengkhianatan. Inggris yang semula berjanji tak melibatkan NICA dalam pengiriman logistik tawanan perang, justru melanggar kesepakatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Sutan Syahrir, Komandemen Jawa Barat, hingga Wali Kota Sukabumi Syamsudin akhirnya bersepakat. Konvoi yang melintasi Bogor–Sukabumi–Cianjur mesti diadang.
Di panggung Gasibu, penggalan sejarah itu hidup kembali. Tepuk tangan membahana. Bukan semata untuk pertunjukan, tapi juga penghormatan bagi mereka yang berjuang di Bojong Kokosan—delapan dekade lalu. ***