Startup Bisa Manfaatkan Merah Putih Fund untuk Bangkit dari Keterpurukan

KLIKNUSAE.com – Perusahan rintisan atau startup bisa memanfaatkan Merah Putih Fund dari pemerintah untuk bangun dari keterpurukan.

Sejak pandemi Covd-19 melanda, tidak sedikit startup yang mengalami kesulitan untuk menjalankan usahanya. Bahkan, banyak pula yang terpaksa mengubur harapan karena sudah tidak ada lagi penyangga (fund).

"Merah Putih Fund sudah waktunya diefektifkan," kata Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (ATSINDO) Handito Joewono seperti dikutip Turisian.com  dari Antaranews, Minggu 27 November 2022.

Merah Putih Fund merupakan lembaga pendanaan gabungan BUMN untuk perusahaan rintisan (startup) yang diluncurkan pemerintah pada tahun lalu.

BACA JUGA: Startup Kiamat, Badai PHK Terus Mengalir, Sudah 17 Ribu Karyawan di-Kick

Pendanaan difokuskan untuk mendorong startup lokal menjadi unicorn, senilai 300 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,7 triliun.

Sudah Mengantongi Izin OJK

Merah Putih Fund sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan tahun ini.

Menurut Handito, Merah Putih Fund diperlukan pada masa-masa seperti sekarang ini.

Hal ini,  supaya startup Indonesia tidak melulu bergantung pada sumber pendanaan dari luar negeri, terutama Amerika Serikat.

Suku bunga di Amerika Serikat belakangan ini terus naik sehingga investor dari negara itu menata ulang strategi investasi mereka.

BACA JUGA: Kemenparekraf Dorong Startup Berdayakan Potensi UMKM

Startup disarankan tidak lagi hanya berkiblat pada AS, tapi, juga memperhatikan pergeseran pemetaan bisnis dunia.

Saat ini, menurut Handito, China, Taiwan dan Korea Selatan sedang bertumbuh dalam hal startup.

Oleh sebab itu, pelaku startup Indonesia perlu memperhatikan apa yang sedang berkembang di ketiga negara itu.

Perubahan lanskap bisnis dunia turut mempengaruhi bisnis startup di Indonesia akibat perubahan investasi.

Mau tidak mau, startup perlu mengurangi biaya untuk pengembangan, termasuk di dalamnya ongkos promosi dan pengurangan jumlah karyawan.

BACA JUGA: Startup Keuangan Ini Mampu Salurkan Dana Rp 18 Triliun

"Uang yang beredar berkurang, sementara tenaga kerja harus dibayar," kata Handito.

Startup perlu mengurangi promosi yang tidak perlu dan mengurangi tenaga kerja yang dalam jangka pendek tidak produktif.

Handito melihat dua langkah itu perlu dilakukan supaya startup lebih sehat dari segi keuangan dan lebih kuat menghadapi tantangan.

Startup perlu memiliki ketangkasan untuk menyikapi perekonomian dunia yang dibayangi resesi.

Jika kondisi ekonomi tahun depan suram, menurut Handito, startup sudah mengurangi masalah supaya mereka bisa bergerak lebih lincah dalam menangkap peluang. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya