Tips Memilih Wedding Organizer Agar Tak Zonk, Kasus WO by Ayu Puspita Jadi Pelajaran
KLIKNUSAE.com — Kasus dugaan penipuan yang melibatkan Wedding Organizer (WO) by Ayu Puspita menjadi peringatan serius bagi calon pengantin.
Paling tidak untuk lebih berhati-hati dalam memilih jasa penyelenggara pernikahan. Impian hari bahagia bisa berubah menjadi mimpi buruk jika salah menentukan pilihan WO.
Peristiwa tersebut membuka mata publik bahwa harga murah dan janji manis belum tentu sejalan dengan profesionalisme.
Banyak korban tergiur skema pembayaran yang dinilai jauh di bawah harga pasar, tanpa disertai kontrak kerja yang jelas dan transparan.
Pakar industri pernikahan menilai, langkah pertama yang wajib dilakukan calon pengantin adalah menelusuri rekam jejak WO.
Riwayat pekerjaan, portofolio acara, serta testimoni klien sebelumnya menjadi indikator penting untuk menilai kredibilitas penyedia jasa.
WO profesional umumnya memiliki dokumentasi acara yang rapi dan dapat diverifikasi.
Selain itu, calon pengantin disarankan tidak mudah tergoda dengan penawaran harga murah yang tidak masuk akal.
Skema pembayaran bertahap memang lazim dalam industri pernikahan, namun harus disertai perincian layanan yang jelas.
Jika harga terlalu rendah dibandingkan standar pasar, calon klien patut waspada dan mengajukan pertanyaan lebih mendalam.
Sementara itu, aspek legalitas juga tak kalah penting. Pastikan WO memiliki identitas usaha yang jelas.
Mulai dari alamat kantor, nomor kontak aktif, hingga perjanjian kerja tertulis.
Kontrak menjadi pegangan hukum bagi kedua belah pihak dan memuat secara rinci hak, kewajiban, serta sanksi jika terjadi wanprestasi.
Calon pengantin juga dianjurkan melakukan pertemuan langsung sebelum menyepakati kerja sama.
Pertemuan tatap muka membantu menilai keseriusan dan profesionalitas WO. Hal ini juga sekaligus menghindari praktik usaha fiktif yang hanya beroperasi secara daring.
Sekali lagi, kasus WO by Ayu Puspita menjadi pengingat bahwa kehati-hatian adalah kunci utama.
Pernikahan bukan sekadar acara seremonial, melainkan momen sakral yang membutuhkan perencanaan matang.
Dengan sikap selektif dan tidak tergesa-gesa, calon pengantin dapat meminimalkan risiko tertipu dan memastikan hari bahagia berjalan sesuai harapan. ***
