Serbuan Ribuan Lalat Ganggu Wisatawan Kintamani Bali, Menteri Tegaskan Ini

KLIKNUSAE.com - Geliat pariwisata Kintamani, Bali, harus menghadapi ujian tak terduga. Yakni serbuan ribuan lalat yang cukup menggangu wisatawan.

Kondisi ini membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengajukan permintaan tegas kepada Pemerintah Provinsi Bali.

Mereka (pemda Bali) diminta untuk segera menindaklanjuti permasalahan yang muncul di destinasi favorit tersebut.

Hal itu disampaikan Sandiaga, dalam acara eksklusif "The Weekly Brief with Sandi Uno" (WBSU) yang diselenggarakan secara virtual pekan lalu.

BACA JUGA: Di Tengah Krisis Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkau Dibuka Kembali

Sandiaga meminta agar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali segera mengambil langkah konkret mengatasi invasi lalat yang mulai meresahkan wisatawan.

Sementara itu, pentingnya sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) dalam konteks pandemi COVID-19 juga menjadi sorotan dalam pernyataan sang menteri.

Sertifikasi ini diaplikasikan untuk memberikan keyakinan kepada para wisatawan mengenai kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata.

BACA JUGA: Kalahkan Yogyakarta dan Bali, Jabar Raih Penghargaan Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia 2023

"Sertifikasi CHSE mencakup aspek-aspek penting yang perlu terus diperhatikan. Misalnya, sektor makanan lokal Indonesia bisa menjadi keunggulan. Tetapi kita harus memastikan kebersihan dan higienitasnya," ungkap Sandiaga.

Sedangkan, Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, memberikan tanggapan singkat terkait masalah serbuan ribuan lalat ini.

Ia  mengakui bahwa pihaknya telah memperhatikan serbuan lalat di Kintamani. Sayang, Tjok Bagus tidak memberikan rincian mengenai langkah konkret yang diambil.

BACA JUGA: Cerita Dibalik Kehadiran Ciwidey Valley Resort, Kawasan One Stop Destination

Sebagaimana diketahui, ribuan lalat terlihat berterbangan di sejumlah titik, termasuk di Anjungan Penelokan.

Pedagang setempat mengeluhkan kondisi tersebut. Peristiwa ini terjadi setiap memasuki bulan Desember.

Akibat serbuan lalat tersebut, banyak muncul keluhan dari pengunjung. Seperti sulitnya menikmati makanan di tengah serbuan lalat.

Kini,  soal lalat ini menjadi perhatian serius untuk mencari solusi yang tepat agar pariwisata di Kintamani dapat tetap memikat hati para wisatawan. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya