Ketua GIPI Haryadi Sebut Rendahnya Investasi Sektor Pariwisata Karena Pandangan Bank Seperti Ini

KLIKNUSAE.com - Ketua GIPI, Haryadi Sukamdani, mengemukakan bahwa salah satu penyebab rendahnya investasi di lima destinasi super prioritas (DSP) adalah pandangan bank-bank.

Dimana, mereka masih menganggap sektor pariwisata sebagai sektor yang berisiko. Hal ini membuat sulit bagi para pengusaha pariwisata untuk mendapatkan dukungan keuangan yang diperlukan.

Utamanya, dalam  mengembangkan proyek pariwisata di DSP tersebut.

Sukamdani juga menyoroti pentingnya memperbaiki regulasi dan kebijakan yang berkaitan dengan sektor pariwisata di Indonesia.

BACA JUGA: GIPI Gelar Pameran Perjalanan, Banyak Promo dan Diskon Lho..

Menurutnya, peningkatan investasi akan tercapai jika ada dukungan yang kuat dari pemerintah.

Khususnya,  dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memberikan insentif yang menarik bagi para investor.

Selain itu, Sukamdani juga menekankan perlunya meningkatkan sinergi antara pemerintah, pengusaha pariwisata, dan seluruh pemangku kepentingan terkait lainnya.

Kolaborasi yang baik antara sektor publik dan swasta akan memberikan dampak positif dalam mengatasi kendala dan mengoptimalkan potensi pariwisata Indonesia.

BACA JUGA: Ketua Umum GIPI Haryadi Sebut Pelaku Pariwisata Masih Hadapi Tantangan

Menciptakan Lingkungan Investasi

Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut dan menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) optimis pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat.

"Setidaknya di  lima destinasi super prioritas sehingga bisa memperkuat sektor pariwisata Indonesia secara keseluruhan," kata Haryadi usai pembukaan Rakernas GIPI, Selasa 23 Mei 2024.

Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan pihaknya bersama GIPI akan fokus pada peningkatan investasi di lima DSP.

BACA JUGA: Ketua PHRI Haryadi: Pemerintah Membiarkan BPPI Mati Suri

Dalam upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, Sandiaga juga mengajak pengusaha.

Terutama, yang tergabung dalam GIPI untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata.

Ia pun menyoroti bahwa meskipun terdapat proyek dengan nilai total Rp172,2 triliun dan komitmen kerja sama senilai Rp1,55 triliun, namun jumlah tersebut masih dianggap kurang.

Paling tidak, jika dibandingkan dengan potensi investasi yang ada di lima DSP.

Sandiaga menyebut bahwa investasi yang diperlukan untuk mengembangkan kawasan destinasi wisata di lima DSP ini mencapai 6-8 miliar dolar AS atau di atas Rp100 triliun.

BACA JUGA: Pengurus DPP PUTRI Dikukuhkan, Sandiaga Uno Ajak Ciptakan Ini

Jumlah investasi yang sedang berjalan saat ini masih berada di bawah Rp10 triliun.

Salah satu faktor yang disebut oleh Sandiaga Uno sebagai penyebab rendahnya investasi di lima DSP adalah situasi politik yang mempengaruhi keputusan investor.

Terkadang, investor menunggu dan mengamati kondisi politik di Indonesia sebelum melakukan investasi yang signifikan.

Oleh karena itu, Sandiaga berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik bagi para investor.

Yakni dengan tetap menjaga stabilitas politik dan memberikan kepastian hukum yang jelas. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya