Kapal Perang Kalinyamat Jepara Bikin Pasukan Portugis Lari Terbirit-birit

KLIKNUSAE.com – Sejarah mencatat, kapal perang Kalinyamat, Jepara di Jawa Tengah pernah membuat pasukan Portugis lari terbirit-birit.

Seperti halnya bangsa ini terperangah ketika melihat kapal induk Amerika, ketika itu pasukan Portugis yang masih dibawah kekuasaan kerajaan Spanyol pun dibuat tunggang langgang ketika melihat Kapal Perang Kalinyamat begitu besar.

“Ternyata bangsa ini dulu pernah memiliki pertahanan laut yang luar biasa. Salah satunya kapal-kapal perang yang di produksi di Jepara. Satu tahun itu bisa melahirkan 40 kapal perang,” demikian diungkapkan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie seperti dikutip Kliknusae.com dari kanal Youtube Helmy Yahya, “Invasi Rusia-Ukraina akankah Menyulut PD-III?, Selasa Maret 2022.

BACA JUGA: Kota Seberang Didorong Menjadi Wisata Religi, Sandiaga Urung Rembuk

Conny kemudian mengisahkan kembali, bagaimana terperanjatnya prajurit Protugis melihat kapal-kapal perang Jepara. Sampai-sampai ada surat yang ditulis khusus untuk disampaikan ke kerajaan Spanyol.

“Prajurit ini bilang, King (raja) kamu pasti kaget. Kita melihat kapalnya saja sudah mau kabur. Kapal ini bisa mengangkut 1.000 orang. Kalau dalam bahasa gaul sekarang, liat kapal Induk Amerika, gimana gitu,” ujar Conny.

Sulitnya Mendapatkan Dokumen Asli

“Nah, jaman itu, Indonesia sudah punya kapal perang sebesar Kapal Induk Amerika. Dibuat di Jepara,” sambungnya.

Sayangnya, dokumen-dokumen asli tentang sejarah kejayaan Indonesia justru sulit didapatkan di Indonesia.

BACA JUGA: Pantai Payangan, Sisi Lain Keindahan Objek Wisata Jember

“Saya mendapatkan dokumen otentik soal kerajaan Sriwijaya, dapatnya juga dari Kamboja,” aku Conny.

Sebagaimana diketahui, nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana. Puteri Sultan Trenggono, Raja Demak (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat.

Ratu Kalinyamat enjabat sebagai Bupati Jepara,  setelah kematian Arya Penangsang pada tahun 1549.

Wilayah Demak, Jepara, dan Jipang ketika itu masih menjadi bawahan Pajang yang dipimpin raja Hadiwijaya.

Meskipun demikian, Hadiwijaya tetap memperlakukan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormati.

BACA JUGA: Suasana Sirkuit Portimao Portugal yang Sempat di ‘Twitt’ Presiden Jokowi

Ratu Kalinyamat sebagaimana bupati Jepara sebelumnya (Pati Unus), bersikap anti terhadap Portugis.

Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 buah kapal memenuhi permintaan Sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa itu.

Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang.

Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Namun Portugis berhasil membalasnya.

Pasukan Persekutuan Melayu dapat dipukul mundur, sementara pasukan Jepara masih bertahan.

BACA JUGA: Pertemuan Internasional GPDRR Momentum Mengenalkan Pariwisata Indonesia

Keberanian Ratu Kalinyamat

Baru setelah pemimpinnya gugur, pasukan Jepara ditarik mundur. Pertempuran selanjutnya masih terjadi di pantai dan laut yang menewaskan 2.000 prajurit Jepara.

Badai datang menerjang sehingga dua buah kapal Jepara terdampar kembali ke pantai Malaka, dan menjadi mangsa bangsa Portugis.

Prajurit Jepara yang berhasil kembali ke Jawa tidak lebih dari setengah dari yang berhasil meninggalkan Malaka.

BACA JUGA: Naik Super Jet Jakarta-Yogyakarta Ongkosnya Hanya Rp 367 Ribu

Ratu Kalinyamat tidak pernah jera. Pada tahun 1565 ia memenuhi permintaan orang-orang Hitu di Ambon untuk menghadapi gangguan bangsa Portugis dan kaum Hative.

Dalam perjalanannya kemudian, meskipun dua kali mengalami kekalahan, tetapi Ratu Kalinyamat telah menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani.

Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.

***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya